Jumat, September 5

Sepatu Kaca



Di malam yang dingin Bunga-bunga Sepatu Kaca mulai memekar. Membentuk mahkota-mahkota gemerlapan berwarna merah di atas tangkainya. Lambaian angin yang lembut menerbangkan serbuk sari bunga Sepatu Kaca pada bunga yang lainnya hingga tak tersisa sedikitpun. Itulah musim kawin Bunga Sepatu Kaca.
Namun tidak semua bunga dapat tersentuh oleh angin dan kehilangan serbuk sarinya, dia adalah bunga perawan yang nasib jodohnya ditentukan oleh makhluk-mkhluk lain disekitarnya. Namun demikian bunga ini adalah bunga terindah diantara bunga-bunga yang lain, karna serbuksari yang menawan belum tersentuh sedikitpun.
Bunga Sepatu Kaca perawan tak elak menarik perhatian Lebah ganas yang terbang tertatih-tatih diterpa angin.  Sang bunga bersolek serbuk sari nan anggun tampak elok darimanapun, sehingga tidak hanya Lebah yang jetuh cinta pada Sepatu Kaca merah nan menawan itu, namun Kupu-kupu dan Semut pun ingin memeprsuntingnya.
Lebah adalah makhluk yang pertamakali menyatakan cintanya pada Sepatu Kaca. Tidak ingin bidadarinya diambil begitu saja Semut dan Kupu-kupu mengerahkan berbagai upaya agar Sepatu Kaca tertarik pada mereka dan menjadikan Lebah benci pada Sepatu Kaca.

Senin, September 1

Bukan Sekedar Nama

STAIN Palangka Raya
Begitu jinak ditelinga
Saat Hembusan angin datang mengantarnya
Terasa dingin ketika di lantunkan pak PK1
Begitu menggema saat ditegaskan pak PK3
Amat berkobar saat diteriakkan pak Ketua
Sangat merdu dinyanyikan SSIR

Kurang apa lagi perjuangan kami?
Pencemooh telah kami brantas hingga akrnya
Kau jatuh kami bangun bersama-sama
Kau jenuh kami semarakkan bersama
Kau sedih kami hibur bersama

Kurang apa lagi?
Titik peluh yang kami jatuhkan
Waktu yang kami berikan
Kelas yang kami tinggalkan
Anak istri yang kami telantarkan
Dan Jiwa Raga yang kami korbankan

STAIN Palangka Raya
Begitu ringan dilisan
Saat kami teriakkan
STAIN STAIN STAIN
Hidup STAIN Hidup STAIN sambil mengepalkan tangan kami
Secepat itukah kau pergi?
Rasanya baru kemaren sore kita bersama

Ketika semuanya telah kami lakukan
Kau malah pergi
Menghapus namamu yang kami banggakan
Tubuh kami layu, kaku, lisan kami membisu
Tak Bisa melangkah, tak bisa berucap
Kami tidak menolak kepergianmu meskipun kami tidak menginginkannya.

STAIN Palangka Raya
Tidak mudah untuk melupakanmu
Mengganti namamu menjadi IAIN Tugu Soekarno
Apapun namamu, selama jiwamu ada disini
Kami akan membelamu
Karna STAIN Palangka Raya bukan sekedar nama